Sabtu, 20 Juli 2013

Hanya Mimpi Sarolangun Akan Sejahtera


JIKA Pemerintah Daerah tidak segera berbenah barang kali membangun masyarakat sarolangun yang lebih  maju dan sejahtera hanya akan menjadi mimpi belaka, hal itu dapat dilihat dari rapuhnya sistim biroksasi yang ada.

Salah satu satu komponen dalam suatu pembanguan adalah kulaitas SDM aparatur pemerintah daerah, katakanlah sdm itu sudah cukup namun kedalam niat para pemangku kekuasaan dalam membangun sarolangun kira patut dipertanyakan.

Jika kita menilik kedalam, kita kan menemukan berbagai kebijakan yang sarat kepentingan,lebih tepatnya kepentingan pribadi dan golongan. Seperti dalam hal kue pembangunan, kua bukan di cetak dan diperuntukkan untuk rakyat, tetapi kue dibuat untuk perut pejabat, kue paket serba 200.

Katakanlah masa ini kesejahteraan hanya sebatas mimpi, kita tentu masih berharap suatu ketika nanti akan lahir generasi pewujud mimpi,namun sayangnya generasi itu milik mereka hari ini. lihat seleksi IPDN sarolangun apakah telah transparan sehingga ada kesempatan bagi  anak-anak orang mampu?

Lihat juga bantuan kuliah kedokteran, apakah ada anak orang miskin yang mendapatkannya?,serta lihat rotasi mutasi jabatan, siapa saja yang mengenakkan jas saat pelantikan, yang berkompentsikah? Atau keluarga para kroni-kroni pejabatkah?

Namun dibalik semua itu, setidaknya kita juga perlu berterima kasih, masyarakat masih mendapakatkan bibit karet,masih mendapatkan bibit cabe, serta masih bisa menikmati Sekolah GRATIS hingga SLTA.



Di tulis oleh : Yansah As’ari








Jumat, 19 Juli 2013

Ibuku dan kasih sayangNYA



JEJAK  Langkahku masih terekam di ingatanku, betapa jauh jalan hidup yang sudah ku tempuh. Dari mulai menelusuri hutan belantara sampai tersesat ditengah keramain kota, dan aku tau perjalanan ini  masih panjang.

Dalam perjalan itu aku tak sendiri, banyak orang yang disetiap masa dan silih berganti, ada yang yang mengukir tawa dan ada juga mengalir tangis, apapun itu mereka adalah bagian dari hidupku.

Dari sekian banyak yang hadir dalam perjalanku, hanya ada satu nama yang tak pernah pergi dan selalu setia bersamaku, dalam keadaan apapun juga, dia selalu ada dan berkata” kau adalah kebanggaan ku” , dia adalah ibuku.

Tak berhenti sampai disitu, banthin ini pun bertanya, MENGAPA AKAU BEGITU MENCITAI IBUKU?............karna ada kasih sayang yang tulus tanpa pamrih yang tuhanku tiupkan kedalam hati  ibu, dan aku tersadar kasih sayang itu milik Tuhanku.

Terima kasih ya allah, atas kasih sayang yang ENGKAU  titipkan untukku didiri  ibundaku, berikan kesempatanku untuk mengabi kepada ibuku sebagai bentuk penagbdianku padaMU.

Kamis, 18 Juli 2013

GMS Pertanyakan Sikap Ketua DPRD Terkait Pemberatasan PETI


FOKUSJAMBI.COM, SAROLANGUN - Gerakan Mahasiswa Sarolangun ( GMS ) mempertanyakan sikap ketua DPRD kabupaten Sarolangun yang menolak menandatangi maklumat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten (Forkompinda)Sarolangun tentang komitmen bersama pemberatasan PETI.

Padahal soal PETI sudah menjadi polimik yang berkepanjangan dan sudah lama diaspirasikan oleh masyarakat untuk diberantaskan,  sebab aktivitas ilegal tersebut sudah merusak lingkungan terutama air yang sudah tercemar, sebab air merupakan sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.

“Kami GMS mempertanyakan sikap ketua DPRD Sarolangun Susi Aprianti yang menolak menandatangani Maklumat Bersama pemberantasan PETI beberapa waktu lalu, seharusnya DPRD sebagai wakil rakyat harus mendukung, jangan bersikap seperti mendukung aktivitas PETI”.Cetus Ketua GMS Yansah as'ari kepada fokusjambi.com Selasa (16/07) pukul 16:30 WIB  di Sekretariat GMS.

Masih menurut Yansah, Dalam pemberantasan PETI Seyogyanya tiga pilar yakni Eksekutif, Legislatif, terutama Yudikatif harus menunjukkan sinergitas dan pandangan yang sama dalam menjaga lingkungan dari pengrusakan yang berdampak Pada hajad Hidup orang banyak.

“Pemerintah, baik itu eksekutif legislatif dan yudikatif, harus menjaga hak-hak masyarakat yang menyangkut hajad hidup orang banyak, termasuk menjaga hak mendapatkan Air bersih dan lingkungan Sehat”ungkapnya dengan nada kesal.

Sementara itu ketua DPRD susi Aprianti kepada wartawan menegaskan pihak DPRD tidak perlu menandatangani maklumat pemberantasan PETI karena persoalan PETI merupakan persoalan yang telah di atur UU,dan tanpakesepakan dewan sekalipun Undang-Undang harus ditegakkan.

"Untuk masalah PETI, itukan sudah ada aturan yang mengatur, Silahkan Instansi terkait bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku, kenapa mesti kita harus tanda tangan." Ujar susi.

Seperti diketahui masalah PETI Di Sarolangun sudah sangat memprihatinkan, Pemerintah telah mengambil sikap, dari mulai sosialisasi dampak PETI hingga Pembakaran Dompeng, Namun Masalah PETI tak kunjung selesai.(Man)
 
Sumber: Fokusjambi.com

Kapolres Janji Tolak Setoran Pengusaha Dompeng


Pemberantasan dan penindakan aktifitas penambangan emas tanpa izin (PETI) menjadi salah satu priotitas Polres Sarolangun pada tahun 2012 ini. Pernyataan ini disampaikan Kapolres AKBP Satria Adhy Permana ketika diwawancarai Sarolangun Ekspres kemarin siang.
Kapolres menerangkan, dirinya semenjak bertugas di Bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko banyak menerima laporan dan masukan terkait aktifitas PETI. Untuk mengatasinya, saat ini Kapolres sedang mempelajari data PETI yang ada di Sarolangun serta  akan mengundang instansi terkait untuk bertindak serta melakukan action nyata. “Ini persoalan yang lumayan kompleks namun pelan-pelan akan kita minimalisir,” ujarnya.
Kapolres juga menegaskan, dirinya tidak akan mau menerima ‘setoran’ dari pengusaha dompeng serta akan menolaknya secara gamblang. “Saya tidak akan mau menerima uang ‘setoran’. Polisi itu pelindung dan pengayom masyarakat,”tegasnya pada harian ini.
Diakhir pembicaraan, ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu memberantas PETI di Sarolangun serta meminta masyarakat untuk aktif memberikan masukan terkait aktifitas yang meresahkan ini.
Komitmen Polres Sarolangun ini mendapatkan apresiasi positif dari Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS). Ketua GMS Yansah Asyari menyatakan, organisasinya siap ‘pasang badan’ apabila Polres Sarolangun betul-betul hendak memberantas aktifitas PETI.
“Masalah PETI ini merupakan masalah klasik dari tahun ke tahun yang harus dituntaskan. Polres bersama seluruh dinas terkait harus berani bertindak. Untuk kemaslahatan Sarolangun, GMS siap pasang badan,”urainya sembari menutup percakapan.(se19)


Sumber: http://www.sarolangunkab.go.id/pemkab/index.php?r=detail_berita&x=1031

AJS Gelar Aksi Damai di Polres Sarolangun

SAROLANGUN PA.Selasa (18/06) Tepat pada pukul 10.15 WIB Puluhan Journalist yang tergabung dalam Aliansi Journalist Sarolangun (AJP) mendatangi Polres Sarolangun menggelar Aksi Damai yang terkait insiden berdarahnya Journalist Elektronik @Trans7 atas nama Nugroho Anton journalist yang terkana Subyektil Gas air mata yang sedang meliput aksi demo tolak kenaikkan BBM di gelar di di Kantor DPRD Jambi senin kemarin (17/06).
Dalam Aksi Damai yang di lakukan oleh AJS di Polres tersebut di sambut hangat oleh Polres Sarolangun AKBP Satria Adhy Permana Sik.M.Hum di dampingi Waka Polres AKP Pria Budi serta Anggota Polres Sarolangun yang terkait.
Dalam Aksi Damai tersebut Aliansi Journalist Sarolangun (AJS) menuntut kepada pihak Kepolisian bertanggung jawab penuh terhadap Insiden yang mencederai Anton sebutan akrab.
"Kami minta kepada pihak kepolisian bertanggung jawab penuh terhadap insiden yang mencederai rekan kami Anton Journalist Trans7 pada saat peliputan unjuk rasa Mahasiswa di Kamtor DPRD Provinsi Jambi kemarin, " kata Yansah Journalist Batanghari Ekspres saat meyampaikan Orasinya di depan Polres Sarolangun.
Bukan hanya itu saja, Koordinator Lapangan Bule Journalist Merangin Ekpres juga menyampaikan hal yang sama dengan terkait tuntutan AJS.
"Kami meminta Komitmen pihak Kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang terhadap rekan Pers yang berada dimana saja, " Ujarnya.
Selain dari itu tidak ketinggalan Husnil Aqili Journalist Bute Ekpres juga ikut andil menyampaikan tuntutan AJS, dalam tuntutan yang di sampaikan oleh Husnil saat orator mengatakan, Stop kekerasan pada journalist.
"Stop Kekerasan terhadap Journalist, sebab Journalist adalah pilar kemitraan yang dijamin oleh Undang-undang Nomor 14 tahun 1999 tentang kebebasan Pers dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2008. " Ujarnya.


Sumber: puncakandalas.com

Mahasiswa Minta Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi

P-Terkait Intrik Politik Jelang  Pileg 2014
 
FOKUSJAMBI.COM, SAROLANGUN - Ketua Gerakan Mahasiswa Sarolangun Yansah As'ari meminta masyarakat Kabupaten Sarolangun tidak mudah terpancing terbawa arus trik politik menjelang pileg 2014 mendatang. Hal tersebut di sampaikan Yansah As'ari kepada fokusjambi.com Rabu (08/05 ) pukul 11.00 Wib Saat di komfirmasi di sekretariat Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS).
 
Yansah mengatakan, menjelang Pileg 2014 mendatang merupakan kondisi rawan konflik sosial di karenakan intrik yang sengaja atau tidak telah di lakukan sejumlah caleg yang ingin bertarung pada 2014 nanti.
 
" Mendekati Pileg 2014 mendatang, konflik sosial sangat rentan terjadi" kata Yansah.
 
Untuk itu Yansah meminta para masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan tetap mengedapan azaz kekeluargaan agar konflik sosial yang di timbulkan dari efek pileg dapat di tekan seminimal mungkin.
 
" Jangan mudah terprovokasi, semua kita punya pilihanan. Jangan sampai gara-gara Pileg masyarakat kita menjadi terpecah belah, "ujar Yansah.
 
Di tambahkan Yansah, bahwa dengan waktu yang tersisa merupakan kesempatan bagi masyrakat untuk mempelajari calon DPRD yang hendak di pilih.
 
" Pelajari calon yang ada, untuk kita pilih pada 2014 nanti, jika pada masa sosialisasinya calon tersebut suka menghujat calon yang lainnya bearti jangan pilih mereka, "pintanya.
 
Sementara itu Yansah juga meminta kepada para elit politik yang hendak bertarung pada Pileg 2014 nanti agar dapat memberi pembelajaran politik yang baik kepada masyarakat.
 
"Kepada petinggi partai politik, agar dapat memberi pembelajaran politik yang cerdas, dan bersama - sama menghindari konflik sosial untuk kebaikan bersama, "tandasnya. (Man)

Sumber: Fokusjambi.com

Mahasiswa Dukung Polisi Berantas Narkoba



Mahasiswa Dukung Polisi Berantas Narkoba

Pemusnahan barang bukti narkoba dari 176 kasus di Kejari Jambi.
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Heru Pitra
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Mahasiswa Sarolangun mengapresiasi keberhasilan Sat Narkoba Polres Sarolangun menangkap sejumlah tersangka.

 Namun, mahasiswa juga meminta pemkab setempat bisa memberi tindakan tegas pada PNS yang diketahui menggunakan narkoba. Hal itu disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Sarolangun, Yansah Asari, saat dihubungi, Minggu (17/3).
 
 Yansah menjelaskan, untuk menekan tingkat pengunaan narkoba diperlukan kerja keras dari pihak yang berwenang. Agar tingkat pengunaan narkoba di Sarolangun terus ditekan. "Itu telah ditujukkan Sat Narkoba Polres Sarolangun belakangan ini," ujarnya.

 Mereka memberi apresiasi pada polisi, karena dalam waktu satu bulan terakhir lebih kurang 10 pengguna, dan pengedar narkoba dari berbagai kalangan termasuk kalangan pegawai negeri sipil berhasil diringkus.
 
 Ia mengatakan, pemberantasan pengguna narkoba dan peredarannya merupakan tanggung jawab bersama. Untuk itu ia meminta pemerintah daerah bila ada keterlibatan PNS dapat memberikan sanksi tegas sesuai ketentuan.

 "Tidak hanya Polres Sarolangun, semua kita bertanggung jawab. Untuk PNS, seharusnya pemkab memiliki sikap tegas memberi efek jera terhadap penguna narkoba di kalangan PNS," kata Yansah.

 Terkait PNS yang banyak terjerat narkoba, dan belum mendapat sanksi tegas, ia sangat menyayangkanya. Bahkan, jika pemkab tidak tegas, maka mahasiswa akan turun ke jalan guna memberikan dukungan moral kepada Pemkab Sarolangun.

 "Jika Pemkab Sarolangun tidak tegas dalam pemberantasan narkoba. Apalagi sudah banyak PNS yang terjerat narkoba, maka saya pastikan kita turun untuk menyuarakan kepentingan masyarakat. Sebab kita tidak mau Sarolangun menjadi sarang narkoba. PNS juga harus menjadi contoh yang baik," ujarnya. 

Penulis: heru
Editor: rahimin
Sumber: Tribun Jambi

Pengelolaan Objek Wisata Dinilai Tidak Optimal

TAK OPTIMAL: pengelolaan objek wisata di Sarolangun dinilai tak maksimal. Foto adalah Jembatan Sarolangun yang dijadikan objek wisata oelh warga.(HAMZAH/JAMBIEKSPRES)
SAROLANGUN - Pada dasarnya dibeberapa wilayah di Sarolangun memiliki potensi objek wisata yang memadai dan tidak kalah dengan daerah lain. Namun sayangnya objek wisata tidak dikelola dengan optimal.
            ““Jika sejumlah objek wisata di Sarolangun betul-betul dikelola dengan serius, akan berdampak terhadap peningkatan PAD. Disamping itu akan membawa dampak peningkatakan ekonomi bagi warga terutama bagi warga yang berdomisili diwilayah objek wisata. Karenanya, kami berpendapat, bahwa objek wisata di Sarolangun belum dikelola dengan optimal,”“ Ujar Ketua Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS) Yansah As”ari melalui Abdurahman Syakur.
            Jika Pemkab Sarolangun melalui dinas terkait tidak segera membenahi sejumlah objek wisata, sambungnya, maka dengan sendirinya Kabupaten Sarolangun akan tertinggal dengan kabupaten lain, khususnya yang ada di Provinsi Jambi yang sangat konsen terhadap pengelolaan objek wisata.
            Padahal Sarolangun punya potensi besar pengembangan objek wisata yang tidak kalah bagusnya dengan objek wisata yang ada di Kabupaten lain. ““Yang kami rasakan saat ini, warga Sarolangun haus tempat wisata. Lihat saja warga Sarolangun disetiap akhir pekan, Kota Sarolangun lengang di tinggal penghuninya pergi berlibur ke tempat wisata di luar daerah. Padahal Sarolangun juga punya potensi pengembangan tempat wisata,”“ ungkapnya.
(zha)

Sumber: jambiekspres.co.id

Pembinaan SAD di Sarolangun Masih Lemah

SAROLANGUN - Masih lemahnya perhatian Pemerintah Daerah (Pemda)  Kabupaten Sarolangun terhadap pembinaan Suku Anak Dalam (SAD, membuat sejumlah Organisasi Mahasiswa angkat bicara.
Seperti yang disampaikan Yansah As’ari Ketua Organisasi Mahasiswa yang berada di lingkup Kabupaten Sarolangun sebut saja Gerakan Mahasiswa Sarolangun (GMS ) kepada fokusjambi.com saat bertandang di Sekretariat GMS Kamis (11/4) pukul 17:00 WIB angkat bicara.
Dikatakannya bahwa, persoalan Suku Anak Dalam (SAD) merupakan persoalan classik  yang di nialinya  tak kunjung usai terutama persoalan pembinaan terhadap dunia pendidikan Suku Anak Dalam (SAD) yang di nilainya masih setengah hati.
“Seharusnya pembinaan terhadap suku anak dalam harus di lakukan oleh pihak Pemkab secara berkelanjutan,namun ini tidak di lakukan, ”ungkap Yansah kepada fokusjambi.com Kamis 17:00 Wib.
Di lanjutkan Yansah terkait persoalan itu bisa di lihat masih banyak para suku anak dalam yang semestinya mendapatkan pendidikan  yang layak seperti kebanyakan orang, terlihat di Kecamatan Bathin VIII, Pauh, Mandiangin dan juga Kecamatan Batang Asai pembinaan terhadap SAD masih lemah.
“Yang saya ketahui empat Kecamatan yang jadi basis suku anak dalam, yang belum di lakukan sentuhan secara maksimal, padahal mereka sebenarnya sangat butuh sentuhan dari kita terutama pendidikannya, ”tambahnya.
Di tuturkan Yansah kembali bahwa dirinya pernah melakukan Riset alias penelitian di suku anak dalam namun masalah terbesar yang ia temukan di lapangan, banyak suku anak dalam yang Rindu dengan Pendidikan.
“ Dulu saya pernah lakukan Riset di SAD di Kecamatan Bathin VIII tepatnya di simpang dusun dalam, masalah yang saya temui di lapangan  mereka mengeluhkan persoalan pendidikan, “tutur Yansah.
Sisi lain Yansah melihat terkait persoalan tersebut Dinsosnakertran selaku Leadingnya harus berperan aktif dengan persoalan ini dengan segera mencari solusi terbaiknya agar keluhan SAD bisa terjawab.
“Saya berharap  Dinsosnakertran bisa proaktif dengan mencari solusi terbaik terkait persoalan ini, apa lagi Dinsos sebagai leading  dalam hal ini, ”tandas Yansah. (man)

Sumber: fokusjambi.com

Sisi Lain Ancol Sarolangun


Keberadaan Ancol Sarolangun menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat Sarolangun yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga orang-orang terdekat apa lagi keberadan ancol dilengkapi berbagai fasilitas seperti jembatan betrik peninggalan masa penjajahan colonial Belanda dan dijadikan Aikon Kabupaten Sarolangun juga  di lengkapi fasilitas lain, apalagi di sepanjang kawasan ancol terdapat banyak pedagang makanan yang siap untuk menemani waktu santai sehingga ancol menjadi daya tarik masyarakat sarolangun, berikut catatannya.

Yansah As’ari-Sarolangun

Keberadaan Ancol Sarolangun sangat dirasakan mamfa’atnya oleh masyarakat Sarolangun maupun yang datang dari luar Sarolangun pasalnya tempat tersebut merupakan tonggkorangan anak-anak muda maupun yang tua untuk bersantai  menghabiskan waktu luang bersama orang-orang terdekat.
Selain berada di pusat Kota Ancol Saralangun memiliki daya tarik tersendiri. Selain dihadapkan kepada bentagan Sungai dan pemandangan jembatan betrik bersejarah, Ancol Sarolangun dilengkapi dengan  berbagai fasilitas seperti taman serta tempat duduk layaknya staion bola yang menghadap ke Sungai dan jembatan betrik, semua itu menjadi faktor penunjang daya tarik Ancol Sarolangun.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pengunjung Teguh Sentoso mengatakan bahwa Ancol Sarolangun merupakan tempat bagi diri nya untuk mengisi waktu luang bersama keluarga dan teman dekat” Ancol merupakan tempat mengisi waktu luang bersama orang terdekat, suasana disini sangat menarik apalagi pada sore dan malam hari” katanya.

Hal senada juga di sampaikan Najmi Laili salah satu mahasiswi salah satu perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sarolangun mengungkapkan bahwa Ancol Sarolangun merupakan tempat melepas lelah setelah pulang kuliah.” jika pulang kuliah kami ke Ancol  untuk melepas lelah sambil menikmati menu yang tersedia disana”katanya.

Di balik semua daya tarik Ancol Sarolangun tidak terlepas dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun. Karena Ancol Sarolangun mulai di bangun sejak kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati pertama Muhamad Madel dan Maryadi Syarif, dan dilanjutkan oleh Bupati dan Wakit Bupati Sarolangun Hasan Basri Agus(HBA) dan Cek Endra sebagi Wakil Bupati waktu itu, Ancol mendapat pehatian serius, berbagai macam sarana dan prasana di bangun seperti Musolla dan taman serta lampu hias yang menambah keindahan Ancol pada malam hari.

Dan bentuk kebanggaan terhadap Ancol yang juga menyimpan nilai sejarah, menjadi perhatian Pemerintah sebab dalam kepemimpian Cek Endra-Fahrul Ancol masih tetap menjadi perhatian, melalui Dinas Tata Kota kebersihan Ancol tetap menjadi prioritas apalagi Ancol berada di depan rumah Dinas Bupati Sarolangun, dan Ancol Sarolangun merupakan salah satu tempat titik penilain sehingga Sarolangun mampu meraih piala Adipura dan diharapkan kedepan aset Daerah yang merupakan kebanggaan Kabupaten Sarolangun bisa terawat dengan baik. Semoga.(***)

Jeritan Petani Karet


Mayoritas masyrakat Kabupaten Sarolangun merupakan petani karet,pekerjaan menyadap karet merupakan pekerjaan turun temurun yang dilakoni petani karet di Kabupaten Sarolangun sejak zaman sebelum penjajahan sampai dengan sekarang.Kondisi cuaca merupakan paktor penentu hasil produksi sadapan karet,disaat musim hujan petani tak bisa berbuat banyak untuk menyadap karna batang karet melembut dan jika itu dipaksakan akan berdampak tidak baik pada karet itu sendiri. Sematara di musim panas kulit karet mengeras yang berakibat pada menurunnya cucuran getah karet.Ditambah dengan harga karet yang tak menentu  menjadi pelengkap penderitaan petani karet.berikut ceritanya.

Oleh: Yansah As’ari Sarolangun

Seorang petani karet merupakan sosok yang tangguh bagi keluarganya. Pergi pagi pulang senja banting tulang peras tenaga guna  memenuhi kebutuhan kelurganya.belum lagi dikebut karet mereka dipaksa untuk bekawan dengan nyamuk dan pacat yang semua itu merupakan ancaman untuk kesehatan mereka. Tapi semu itu tak dihiraukann karena dibenak petani karet ada  sebuah tanggung untuk menapkahi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya agar kelak anaknya tak seperti mereka. Tidak hanya mereka yang sudah memiliki keluarga Profesi ini juga bnyak dilakoni oleh mereka yang berstatus mahasiswa bahkan banyak diantara petani karet adalah seorng wanita.mereka berkata semua itu bukan pilihan.

Awi Seoraang Petani Karet mengatakan, bahwa bukanlah pilihannya untuk menjadi petani karet, tapi semua itu harus dijalaninya untuk  memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari serta mmenyekolahkan anaknya.” Menyadaap karet bukanlah keinginan saya, tapi saya harus  menjalaninya untuk memenuhi kebutuhan sahari-sehari dan menyekolahkan 2 orang anak saya.  Mau apa lagi saya harus menjalani dengan semangat,tp harga karet sekaraang rendah jangankan untuk kebutuhan lain buat makan saja susah.” Kata awi.

Hal senada juga disampkan oleh seorng Ibu rumah tangga Masriah, bahwa dirinya harus menjadi petni karet menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Hal itu dilkukankanya sejak ditinggal pergi oleh suaminya tercinta.” Saya harus menyadap karet untuk memenuhi kebutuan dan sekolah anak saya. Karna bapak dari anaak-anak sudah tiada, mau tidak mau saya yang harus bekerja. Yang penting anak-anak bisa bersekolah seperti teman-temannya yang lain.” Papar Masriah.

Saat Masriah ditanya harian ini tentang harpannya, masriah menjawab bahwa dia berharap anak-anaknya kelak tidak menyadap karet seperti dirinya.” Harapan saya adalah anan-anak, makanya anak-anak harus sekolah. Biar bisa jadi PNS berbaju bersih setiap hari. tidak seperti saya.” Harapnya.

Hal yang sama juga dialami oleh Muhammad yusar, salah seorang Mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Sarolangun.Yusar harus menyadap karet untuk keperluan membayar uang semesternya.” Orang tua saya tidak mampu, sementara saya ingin kuliah, tidak ada jalan lain saya harus masuk kebun untuk mencari uang semester. Mengahrap Beasiswa sangat susah mendapatkannya,karna besiswa itu untuk keluarga pejabat, timses dan kroni-kroninya.Bahkan ada dua orang anak sekaligus dari salah satu oknum pejabat tinggi Sarolangun  yang mendapatkan bantuan biaya kuliah di kedokteran.”papar Yusar kecewa.

Saat yusar ditanya harian ini, apakah ada cita-cita untuk menjadi pegawai negri? Sembari tersenyum Yusar menjawab.” Aku tak punya 120 juta”. Punkas yusar.

Beragkat dari penomena tersebut sudah sepatutnya para pemangku kekuasan untuk membuka mata. Melihat dari jarak yang terdekat dan meraskan bahwa masyarakat kita masih jauh dari sejahtera. Tidak hanya itu, yang terpenting adalah bagai mana mencari solusi-solusi terbaik agar kesejahteraan benar-benar dirasakan masyarakat bukan kesejahteran segelintir orang saja.mari kita sama-sam berdo’a untuk Sarolangun yang lebih sejahtera. SEMOGA.(***)